Rasa ini tak pernah runtuh meski senyummu setengah hati untukku. Sebenarnya telah kusadari bahwa rasaku akan bertepuk sebelah tangan. Hancur? Itu dapat kau tafsir sendiri. Ketika mataku terbuka, pedih udara sekitar serasa menusuk, meremukkan sukma lemahku. Perasaanku tak pernah sepenuhnya bahagia, juga tak pernah sepenuhnya sedih. Aku masih menunggu kepastianmu. Hingga ia menjadi fakta.
Penat seluruh raga memandang ketidakpedulianmu. Juga pnat ketika raga memandang senyum--yang entah tulus atau tidak. Karena sesungguhnya cintaku penat menunggu kepastianmu. Datanglah, maka aku akan menyayangimu seutuhnya.
Penat seluruh raga memandang ketidakpedulianmu. Juga pnat ketika raga memandang senyum--yang entah tulus atau tidak. Karena sesungguhnya cintaku penat menunggu kepastianmu. Datanglah, maka aku akan menyayangimu seutuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar