Minggu, 02 Maret 2014

Diamond Snow

Saat reruntuhan salju dari ranting tak berdaun memancarkan putihnya alam, cahaya matahari menembus dan memendar menjadi butiran intan gemerlap. Kerlipan yang menjadikan ia cantik tanpa harus ada yang meriasnya. Diamond Snow.
Diamond Snow tak pernah merasa sakit meski ia jatuh berulang kali di atas bumi yang berselimut salju. Diamond Snow selalu mencintai matahari yang memberinya cercahan cahaya. Selalu mencintai pagi yang membuat ia terlihat memesona.
Suatu saat nanti, aku ingin melihatnya denganmu, pangeran. Kau pernah mengerti mitos bahwa lawan jenis yang melihat Diamond Snow berdua akan merasa jatuh cinta, dan pasangan akan menjadi satuan yang tak terpisah? Aku berharap ini akan terjadi saat di sana, di depan Diamond Snow, ada aku dan kamu. Bukankah kau berharap kita akan selalu selamanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar