Nyatanya?
Hahaha.
Aku begitu rendah; mudah sekali dibohongi, mudah sekali menganut rasa setiaku, untuk percaya.
Sampai detik terakhir pun, kamu bilang tidak. Kamu buat seolah-seolah aku yang terlalu posesif, overprotektif, curigaan, cemburuan, dan apalah itu terserah kamusmu. Padahal realitanya?
Sekarang, mulai detik ini, aku mempersilakan kalian semua, penduduk bumi, untuk menganggapku wanita paling bodoh di dunia!
Ah, hanya dengan kata-kata, aku bisa percaya? Bagaimana bisa? Dan dengan lemahnya aku mengalah atas segala yang telah terjadi? BODOHNYA AKU!
Dan karena buaya yang bisa menempuh pendidikan, aku terpuruk? Cuih, tak semudah itu!
Untuk doa-doa tentangnya yang terlanjur menggantung di awan, maaf, kalian sudah tak ada gunanya sekarang.
Untuk tempat-tempat yang pernah menjadi indah, maaf, mungkin lain kali akan ada yang lebih indah dari yang aku rasakan kemarin.
Untuk hujan yang pernah ikut merayakan bahagiaku dan bahagianya, maaf, lain kali aku akan buat kalian jatuh untuk sesuatu yang lebih berharga.
Untuk Pak Penjaga Stasiun, maaf sempat memancing emosimu, kini aku juga emosi. Apa ini karma, Pak?
Tapi hati, ini khusus untuk hati, jangan ada yang iri, tetap tegar, ya. Tetap jadi yang paling jujur, oke?
Terakhir, untuk kamu, makasih telah membuatku percaya pada sebuah kebohongan yang indah buatmu.
Hahaha.
Aku begitu rendah; mudah sekali dibohongi, mudah sekali menganut rasa setiaku, untuk percaya.
Sampai detik terakhir pun, kamu bilang tidak. Kamu buat seolah-seolah aku yang terlalu posesif, overprotektif, curigaan, cemburuan, dan apalah itu terserah kamusmu. Padahal realitanya?
Sekarang, mulai detik ini, aku mempersilakan kalian semua, penduduk bumi, untuk menganggapku wanita paling bodoh di dunia!
Ah, hanya dengan kata-kata, aku bisa percaya? Bagaimana bisa? Dan dengan lemahnya aku mengalah atas segala yang telah terjadi? BODOHNYA AKU!
Dan karena buaya yang bisa menempuh pendidikan, aku terpuruk? Cuih, tak semudah itu!
Untuk doa-doa tentangnya yang terlanjur menggantung di awan, maaf, kalian sudah tak ada gunanya sekarang.
Untuk tempat-tempat yang pernah menjadi indah, maaf, mungkin lain kali akan ada yang lebih indah dari yang aku rasakan kemarin.
Untuk hujan yang pernah ikut merayakan bahagiaku dan bahagianya, maaf, lain kali aku akan buat kalian jatuh untuk sesuatu yang lebih berharga.
Untuk Pak Penjaga Stasiun, maaf sempat memancing emosimu, kini aku juga emosi. Apa ini karma, Pak?
Tapi hati, ini khusus untuk hati, jangan ada yang iri, tetap tegar, ya. Tetap jadi yang paling jujur, oke?
Terakhir, untuk kamu, makasih telah membuatku percaya pada sebuah kebohongan yang indah buatmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar